Dosa-Dosa Media Amerika
Kategori Politik,Sejarah,Hukum
Publisher UFUK PRESS
ISBN 979-333-01-6-3
Judul Dosa-Dosa Media Amerika (R2)
Penulis Jerry D. Gray
Penerbit Ufuk Press
Tahun 2006
Jumlah halaman 218
Buku Digital Rp 21,000.00 ( Redeem : 53 Point )
Buku Cetak Rp 42,000.00 Rp 35,700.00
Tentang Penulis:
Jerry Duane Gray, dilahirkan 24 September 1960 di Weisbaden, Jerman. Ketika berusia 3 tahun, keluarganya migrasi ke Amerika Serikat. Mereka tinggal di perkebunan remote di Lansing Iowa. Jerry bergabung dengan US Air Force (Angkatan Udara Amerika Serikat) pada tahun 1978, tempat ia belajar memperbaiki pesawat C-130.
Pada tahun 1982, setelah menyelesaikan masa 4 tahun penerbangan bersama Angkatan Udara, Jerry bekerja di Arab Saudi menjadi mekanik pesawat pribadi Raja Fadh. Dia meninggalkan Jeddah pada tahun 1984 menuju Jakarta, Indonesia sebagai seorang master dalam instruktur selam.
Tahun 1985 Jerry memantapkan posisinya sebagai seorang instruktur selam dengan ranking tinggi di Indonesia. Jerry juga mengembangkan foto-foto bawah airnya menjadi sebuah video. Ketika mentransfer film-film untuk stasiun televisi terkenal dan menyediakan gambar-gambar untuk majalah, Jerry mengembangkan minat besarnya dalam bidang jurnalistik. Dia adalah karyawan teknis pertama di MetroTV. Selama lebih dari 2 tahun Jerry berjasa banyak dalam mengembangkan kemampuan teknis stasiun TV Berita Pertama di Indonesia itu. Ketika Indonesia sedang keluar dari krisis ekonomi dan mengalami tragedi Mei 1998, CNBC Asia menghubungi Jerry. Jerry mendokumentasikan tragedi Mei dan tetap membuat film-film lainnya mengenai Indonesia.
Saat ini, selain menjadi kontributor freelance media internasional, Jerry juga banyak menghabiskan waktunya meneliti informasi melalui berita dan internet untuk buku-buku yang telah dipersiapkannya. “Bayang-Bayang Gurita” adalah salah satu bukunya yang populer. Ketika dia tidak sibuk menulis buku, membuat film atau menyelam, Jerry lebih senang bermain dengan anaknya, Adam, di rumahnya di Jakarta sambil menikmati senda gurau dengan istri orang Indonesia tercinta, yang juga bekerja untuk sebuah stasiun televisi lokal.
Sinopsis
"Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media Barat Bukan Apa Yang Mereka Katakan, Melainkan Apa Yang Mereka Tidak Katakan
PNAC (Project for a New American Century) menguasai pemerintah Amerika. Mereka memiliki banyak motif yang membuka pintu bagi terjadinya serangan 9/11.
****
Tentara AS tertawa sambil menari-nari mengelilingi tubuh warga sipil Irak yang tewas bersimbah darah.
****
AS menahan bocah 11 tahun di penjara Abu Ghraib. Mantan komandan AS mengatakan berdasarkan investigasi umum, terjadi penganiayaan di penjara itu.
****
Para polisi Inggris yang beroperasi di Basrah menyiksa setidaknya dua orang warga sipil hingga mati dengan menggunakan bor listrik.
****
AS mengambil keuntungan dari merebaknya perdagangan opium di Afghanistan.
****
Seorang tahanan di Guantanamo pada bulan April 2003 melaporkan kepada FBI bahwa ia dipaksa berdiri telanjang di hadapan seorang interogator wanita.
****
Pentagon mengakui lima tindakan “pelecehan” Al-Quran
****
Serangkaian aksi pengeboman di Indonesia tampaknya lebih merupakan kampanye terselubung intelijen Barat dan media untuk memberi kesan bahwa Indonesia adalah negara teroris. Mereka mengobarkan kemarahan kelompok-kelompok Muslim lokal dengan menyebarkan fitnah demi fitnah.
****
Virus HIV AIDS itu asal mulanya bukan dari simpanse, tapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu.
****
Fluorida yang terkandung dalam pasta gigi untuk jangka panjang membahayakan kesehatan. Tapi, selama 50 tahun lebih, pemerintah dan media AS menganjurkan fluorida sebagai sarana yang aman dan efektif untuk mencegah gigi berlubang.
****
Senjata pemusnah massal milik AS, seperti tabung uranium, jarang sekali disebutkan media Amerika, tak terkecuali dampak jangka panjangnya.
*****
Pernahkah Anda mendengar berita atau ulasan di atas lewat CNN, Fox News, ABC, CNBC, BBC, atau media utama barat lainnya yang umumnya kemudian juga di-relay media TV lokal di negara-negara lain, termasuk di Indonesia? Tentu saja tidak! Karena mereka hanya melaporkan berita-berita yang mengharumkan nama pemerintah AS sementara kebenaran yang barangkali akan mengotori citra itu disingkirkan. Apakah ini yang disebut jurnalisme? Tentu saja bukan! Ini hanyalah manipulasi pikiran.
Lewat riset pribadi yang mendalam dan meyakinkan, Jerry D. Gray menemukan banyak fakta mengenai media televisi korporat (terutama di Amerika Serikat). Peristiwa-peristiwa dunia yang kerap kita saksikan lewat berita televisi telah dipelintir, penuh dengan kebohongan, dan tipuan. Media korporat Amerika telah mengalami pergeseran dari sarana yang melaporkan berita aktual menjadi mesin propaganda yang setia mendukung presiden dan pemerintah AS, terlepas keliru maupun benar. Bacalah, buka mata Anda, pelajarilah kesejatian media barat. Setelah itu, barulah Anda bisa melihat dunia secara jernih lewat mata Anda sendiri, bukan mata mereka.
Asal-usul AIDS
Virus HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu. (Jerry D. Gray, Dosa-dosa Media Amerika - Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media Barat, Ufuk Press 2006 h. 192).
Tulisan Allan Cantwell, Jr. M.D. ini mengungkapakan rahasia asal-usul AIDS dan HIV, juga bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling menakutkan kemudian menutup-nutupinya.
"Teori" Monyet Hijau
1.Tidak sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah "senjata etnis" yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan menganggap teori konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori monyet hijau Afrika yang dilontarkan para pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti telah membuktikan bahwa teori monyet hijau tidaklah benar. Namun kebanyakan edukator AIDS terus menyampaikan teori ini kepada publik hingga sekarang. Dalam liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah digantikan dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan merupakan asal-usul penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas ilmiah.
2. "Pohon keturunan" filogenetik virus primata (yang hanya dipahami segelintir orang saja) ditampilkan untuk membuktikan bahwa HIV diturunkan dari virus primata yang berdiam di semak Afrika. Analisis data genetika virus ditunjukkan melalui "supercomputer" di Los Alamos, Mexico, menunjukkan bahwa HIV telah "melompati spesies', dari simpanse ke manusia sekitar tahun 1930 di Afrika.
Catatan penting: Los Alamos kebetulan saja merupakan sentra pembuatan bom nuklir, hasil persekutuan mata-mata Cina, dan laboratorium tempat dilakukannya eksperimen rahasia radiasi manusia terhadap penduduk sipil yang tidak merasa curiga. Eksperimen ini telah dilakukan sejak tahun 1940-an hingga awal epidemik AIDS.
Eksperimen Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)
Ribuan pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis B yang "disponsori pemerintah AS" di New York, Los Angeles, dan San Fransisco. Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal dengan AIDS. Di awal 1970-an, vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam tubuh simpanse. Sekarang hewan ini dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya HIV. Banyak orang masih merasa takut mendapat vaksin hepatitis B lantaran asalnya yang terkait dengan pria gay dan AIDS. Para dokter senior masih bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis awalnya dibuat dari kumpulan serum darah para homoseksual yang terinfeksi hepatitis.
Kemungkinan besar HIV "masuk" ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini. Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.
Apakah jenis virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan AIDS? Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di New York diketahui mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun sebelum AIDS menjadi penyakit "resmi'). Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki kejadian HIV tertinggi dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk Afrika, yang dianggap sebagai tempat kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga menghebohkan adalah bahwa kasus AIDS di Afrika yang dapat dibuktikan baru muncul setelah tahun 1982. Sejumlah peneliti yakin bahwa eksperimen vaksin inilah yang berfungsi sebagai
saluran tempat "berjangkitnya" HIV ke populasi gay di Amerika. Namun hingga sekarang para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun antara AIDS dengan vaksin tersebut.
Umum diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada orang heteroseksual, sementara di Amerika Serikat AIDS hanya berjangkit pada kalangan pria gay. Meskipun pada awalnya diberitahukan kepada publik bahwa "tak seorang pun kebal AIDS", faktanya hingga sekarang ini (20 tahun setelah kasus pertama AIDS), 80% kasus AIDS baru di Amerika Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika, dan pasangan seksual mereka. Mengapa demikian? Tentunya HIV tidak mendiskriminasi preferensi seksual atau ras tertentu. Apakah benar demikian?
Keserupaan dengan FLU Burung
Di pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rektum, itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay
Anatomi Alat Kelamin Pria
Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika, HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual.
Anatomi Alat Kelamin Wanita
Para pakar AIDS telah memeberitahukan bahawa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat di Afrika! Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi kelamin gay?
Telah diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun 1970, para ilmuwan perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya virus) tertentu yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial "tertentu". Setidaknya tahun 1997, Stephen O'Brien dan Michael Dean dari Laboratorium Keanekaragaman Genom di National Cancer Institute menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang kulit putih memiliki gen resisten-AIDS, sementara orang kulit hitam Afrika tidak memiliki gen semacam itu sama sekali. Kelihatannya, AIDS semakin merupakan "virus buatan manusia yang menyerang ras tertentu" dibandingkan peristiwa alamiah.
Berkat bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh dunia sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan virus ini. Di tahun 1981, pejabat kesehatan memastikan "masyarakat umum" bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. "AIDS adalah penyakit gay" adalah jargon yang sering dikumandangkan media.
Setidaknya tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, "Saya pribadi belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena virus (AIDS) dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual ." Gallo melanjutkan, "AIDS tak akan menjadi bahaya yang tak bisa teratasi bagi masyarakat umum." Apakah ini sekedar spekulasi ataukah Gallo mengetahui sesuatu yang tidak ia ceritakan?
Penutup
Muasal HIV dan AIDS telah diselewengkan dan disamarkan oleh pemerintah AS, berkat bantuan besar media boneka mereka. Jika jurnalisme bekerja sebagaimana mestinya, masyarakat umum pasti mendapat gagasan yang lebih jernih tentang AIDS sesungguhnya. Namun kebenaran justru diplesetkan dan masyarakat dunia menjadi bingung sehingga mereka seolah tak lagi ambil pusing.